Tuesday, August 20, 2013

R

Semua ini FTV. Berawal di Bali, lalu di jalan Seminyak, lalu di Patitenget, berlanjut di Ngurah Rai, kemudian di Dago, dan akhirnya di benak masing-masing.

Oktober 2012.

Mata kami seakan memindai satu sama lain ketika awal bertemu sembari mencoba mengenali masing-masing individu. Individu yang sebenarnya telah tergabung dalam satu wadah namun tidak bertegur sapa sama sekali sebelumnya. Kami kaku (mungkin saya yang lebih banyak terdiam) mengingat ini tidak tertera dalam naskah. Kami berjalan sambil memulai obrolan ringan dengan saya menarik diri menjadi 'pendengar yang baik.' Saya takut dianggap membosankan, tidak bisa memberikan umpan balik. Tapi ternyata pembawaan saya apa adanya, tidak dibuat-buat. Tidak seperti sebelumnya ketika saya menghadapi makhluk berparas elok dan tingkah laku saya lalu kemudian menjadi robot, seperti terprogram.

Kami bersenda-gurau. Dia menggali percakapan lebih dalam seakan menaruh rasa percaya yang besar kepada saya. Dengan runut dia mengutarakan kalimat yang mengalun indah di udara. Dari A sampai Z dari 1 sampai tak terhingga. Kami merasakan lelah, lalu kami pun tertidur.

Jam cepat berlalu. Esok harinya di bandara, dia menggegam tangan saya sambil berlari kecil untuk segera bergegas mengejar pesawat. Bandara bukan tempat yang nyaman seperti rumah pikir saya. Tapi hari itu saya ingin berlama-lama di bandara, (mungkin) karena kehadirannya. Hari itu kami berbeda dengan hari sebelumnya. Perpisahan di bandara menjadi hal yang tidak lumrah bagi kami yang sebelumnya asing satu sama lain.

Keterikatan tiba-tiba menyeruak dari tanah. Saya pikir hal ini tidak akan muncul secepat itu. Karena saya percaya, sesuatu yang cepat datang, maka akan cepat pergi juga.

Lalu kami (lambat-laun) berpisah.

Wednesday, October 10, 2012

Ngomongin Adam


"Kadang-kadang seorang adam tak punya nyali mengutarakan rasa. Mereka hanya berharap dibangunkan oleh suara sang muadzin dan terkesima oleh suara merdu adzan subuh. Mereka hanya berharap dibangunkan oleh ibu mereka dengan sekecup hangat di kening. Mereka terlena dengan ketidakberdayaan hasil imajinasi sendiri, tetapi tetap berharap asa palsu.
Kaum adam bukan pencipta waktu -dan mereka tahu benar tentang itu- yang mereka lakukan hanyalah menatap nanar beribu-ribu tangkai bunga terbang menjauh menyambut musim baru."

ini sebuah, em bisa dikatakan puisi gombal -tp datangnya dari dalam hati- yang gua udah post sebelumnya di tumblr.

ya ini buat kamu, kamu yang virtual, kamu yang cuma hidup di dunia 8 bit, 16 bit, 32 bit dan seterusnya. kamu yang fana.

bukan kamu yang fana.
saya yg tiada.

mau berak ga lo baca puisi kaya tai gini?

Friday, June 08, 2012

pentingggg

pemirsa, why u lo lo pada ga baca kalo Panti Jomblo 114A (PJ 114A) lagi ditutup karena eh karena yang punyanya abis borong game komputer sekarung dan butuh a-lonely-but-spending-great-and-terrific-quality-time dengan PCnya?

sa-sa-sa-saatnya mengurung kamar kaya bobi si jamur bekasi timur.

eh iya kamu, iya buat kamu yang kemarin saya beliin makanan di warteg. sombong bet kaya gembel ga dikasih duit sih.

Saturday, March 31, 2012

awam

jadi inget satu pick up line dari komik slam dunk nya takehiko inoue. di komik itu hanamichi bilang; "hal-hal yang biasa terjadi di dunia basket ga akan kasih pengaruh buat gue. karena gue orang awam."

ya jadi orang tolol emang enak. di sini bukan enak secara harfiah, tolol! 
  • orang tolol ga perlu takut sama hal-hal yang udah biasa orang pinter alami; orang tolol hanya 'just do'
  • orang tolol ga perlu perhitungan eksak buat rencanain ini-itu. mereka mengandalkan insting. pokoknya 'just do'
  • orang tolol ga mikir ke depan. mereka mikir saat itu juga, beraksi saat itu juga dan tentunya aksi mereka bakal ada reaksi ke depannya. entah itu baik ato buruk. tapi paling ga mereka tau bakal end up baik ato buruk. daripada nunggu ga jelas sambil cebok?
tapi sayangnya gue udah terlanjur setengah pinter. banyak ba-bi-bu dan ini-itunya ketika ingin beraksi. perencanaan yang dihambat oleh imajinasi sendiri itu fatal! mimpi dihambat mimpi lainnya; going nowhere. oh tuhan kembalikan masa tolol gue seperti jaman dahulu yang membuat gue ibaratnya sebuah film 'full action package' di mana aktornya tinggal jedar jeder ngeluarin pistol. mau aktornya idup ato mati kek, bodo amat. daripada cebok?

Tiagra vs Ultegra

gue memosisikan diri gue sebagai sebuah Tiagra. di mana keadaan gue sebenernya ga jelek-jelek amat untuk ikut berkompetisi. tapi entah kompetisi apa dulu. mungkin kalo hanya sekedar sprint individual yg cuma buat memuaskan hasrat sendiri sih lebih dari cukup. lain ceritanya kalau di kompetisi tadi banyak lawan-lawan yang mengangkat Ultegra sebagai technical sponsornya. kenapa Ultegra? selama masih jenjang perkuliahan gue belom pernah bertemu dengan level sekaliber Dura Ace (kecuali dosen; ga masuk itungan juga). mereka yang awalnya hanya 2300 tadi itu tumbuh dan berkembang menjadi Ultegra. dan gue masih stuck di Tiagra.

ya kamu itu Ultegra di grupset road bikenya Shimano sedangkan gue masih nyaman di tingkat Tiagra. itu yang membuat gue berpikir dua tiga kali untuk terus maju dapetin kamu.

call me a bicycle freak; tapi ini cara saya untuk menganalogikan cerita sehingga lebih mudah dicerna (untuk saya sendiri).

Saturday, March 17, 2012

adkk+astrid


found this old photo di laptop punya ibu yang dulu sering dipake buat nyuri2 internet! he he